Veronica Tan Mengubah Wajah PKK

Informasi Global


I Global - Veronica dikenal dengan penampilannya yang sangat sederhana, Namun kehadiranya selalu mencuri pandang orang disekitarnya.


Informasi Global
Veronica Tan

Tentu tidak mudah tentunya menjadi istri dari Gubernur DKI Jakarta, Bukan karena beban tugas Gubernur di Ibu kota negara ini begitu berat melainkan kemunculan sosok Basuki Tjahaja Purnama dari awal di mata sejumlah masyarakat masih kontroversial.

Jika orang lain menyebut sosok sang suami adalah sosok yang tempramental, Suka meledak-ledak dalam berbicara. Perempuan yang lahi dan besar di kota Medan tersebut berpendapat bahwa Basuki yang mempunyai panggilan Ahok bukan tipikal orang yang seperti itu.

Veronica menjelelaskan sebenarnya bukan meledak-ledak hanya memang Ahok sangat tidak sabar ketika melihat hal-hal yang tidak benar dan tidak adil. Selain menjadi tempat curhat Ahok, Veronica juga sebisa mungkin mengantar-jemput anak sekolah bahkan ketika tidak ada mobil di rumah dia naik bajai.

Kini Veronica tidak hanya milik keluarga, Sebagai istri Gubernur dia otomatis memimpin beberapa oragnisasi, Seperti Ketua Pemberdayaan Kesejahterahan Keluarga atau PKK yang bertujuan untuk mensejahterahkan warga miskin.

Demi mencapai tujuan itu, Veronica dan Ahok sepakat tidak lagi ikut berbagai lomba ala PKK, Dia menganti kegiatan lomba dan seremoni dengan mewujudkan konsep taman layak anak bernama ruang terpadu ramah anak. Di tempat itu kaum perempuan bsia belajar keterampilan sebagai bekal mencari pendapatan.

Aktivitas Veronica menghindari konflik kepentingan terhadap posisi Ahok sebagai Gubernur Jakarta dengan semua aktivitas atau usaha pribadi. Sebagai istri Gubernur ada jabatan ex-officio yang harus dijabat yaitu sebagai Ketua PKK yang memiliki target pelayanan pemberdayaan keluarga.

Ada lagi sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), yaitu mewadahi perajin dan mereka yang memiliki kreativitas untuk bisa meningkatkan mutu produk sehingga bisa bersaing di Jakarta sampai tingkat internasional. Terakhir, sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia tingkat DKI Jakarta.

Tidak akan ada konflik kepentingan seharusnya selama Bapak masih memegang prinsip taat konstitusi dan bukan konstituen, serta selalu mengingatkan diri sendiri bahwa jabatan itu amanah. Jadi, betul-betul harus diemban sebagai pengabdian.

Apa kunci keharmonisan keluarga Ibu dengan Bapak?

Tidak ada tips khusus. Yang paling penting ada komunikasi dan keterbukaan. Kalau salah satu lagi lelah, yang satu harus lebih diam dan bertoleransi.

Apa perbedaan yang Ibu alami saat dulu jadi ibu bupati, ibu wakil gubernur, dan sekarang jadi ibu gubernur?

Perbedaannya adalah di ruang lingkup karena dulu di Belitung, kan, jumlah penduduk hanya sekitar 100.000 jiwa dan Jakarta sekitar 9 juta jiwa, ya. Waktu menjadi ibu bupati, saya enggak begitu mengerti dan enggak terlalu banyak kegiatan dibandingkan dengan di Jakarta.
Antara menjadi istri wakil gubernur (wagub) dan gubernur, saya tidak merasa ada perbedaan. Sebab, saya selalu berbicara kepada tim saya bahwa saya enggak pernah mikirin posisi karena saya tahu jabatan hanya sementara, tetapi seberapa besar komitmen yang bisa saya berikan selama saya diberi kuasa yang besar untuk (tugas) kemanusiaan.
Pada saat menjadi istri wagub, saya banyak mendapat masukan dan pembelajaran dari Ibu Joko Widodo, bagaimana melakukan pemberdayaan keluarga sehingga pada saat menjadi istri gubernur jadi lebih mengerti.

PKK, YKI, dan Dekranasda saya arahkan untuk betul-betul melakukan hal-hal yang mendukung perbaikan Jakarta, bukan sekadar kumpul-kumpul dan seremoni. Saya juga berusaha menjadi pendengar berbagai kritik dan saran dari orang dan menyampaikannya kepada Bapak.
Segala hal yang terkait dengan rumah tangga saya usahakan supaya beres sehingga tidak membebani Bapak. Terkait pembagian waktu, yang penting kami menyadari bahwa profesi dan peran sebagai ibu sama pentingnya dan merupakan pelayanan yang harus dilakukan sebaik mungkin.
Pegang prinsip itu pasti otomatis pembagian waktu akan bisa dilakukan dengan baik. Kendala terbesar selalu datang dari diri sendiri. Jadi, yang penting adalah disiplin dan fokus pada tujuan yang ada.

Ibu Veronica Tan yang baik dan sabar, mendampingi Bapak Basuki dalam menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI, menurut saya, ”sangat superberat”. Bagaimana keluarga Ibu tetap dapat tegar menghadapi semua ini?

Ketegaran orang yang menilai. Yang pasti kalau kita melihat ini semua sebagai tugas kepercayaan yang diberikan kepada kita, kita bisa lakukan dengan sukacita dan sabar. Mungkin ketegaran akan datang dari sana.

Bagaimana perasaan Ibu melihat dan mendengar suami dihujat orang, terutama jika mengarah ke SARA? Apakah Ibu takut, terutama terhadap keselamatan anak-anak? Jika ya, selain berdoa bagaimana mengatasinya?

Soal hujatan dan ancaman dan lain-lain sudah menjadi bagian sejak Bapak pertama kali berpolitik. Jadi, sudah tidak asing lagi dan sudah terbiasa. Yang penting kami banyak berdoa dan menjalankan saja. Sesederhana itu.

Apakah Ibu dan keluarga menyediakan waktu khusus untuk kumpul bersama sekeluarga? Kalau anak-anak ingin berpolitik mengikuti jejak Pak Basuki, bagaimana pendapat Ibu?

Waktu berkumpul kami kebanyakan di rumah karena Bapak juga sulit ke mana-mana karena diajak foto terus. Jadi, acara berdua juga cuma di rumah.
Kami mengarahkan anak-anak untuk menemukan bakat dan minat mereka. Kalau memang ada yang terlahir ke politik seperti Bapak, ya, kami tak akan melarang asalkan itu memang menjadi minat mereka. Dan tentu mau jadi siapa pun itu, kami selalu berpesan, jadilah yang terbaik dan berintegritas.

Apakah masakan kesukaan Pak Basuki? Apakah karena sama-sama berasal dari Sumatera suka yang pedas dan asin?

Bapak suka makanan berkuah dan rebus. Asam pedas, boleh daging, ikan juga disukai karena itu makanan kampungnya.

Bagaimana Ibu menghadapi Bapak yang suka meledak-ledak bicaranya dan mengatasi ancaman dari orang-orang yang tidak suka sama Bapak? 

Bapak itu tipe reaktif dan bicara apa adanya. Sebenarnya bukan meledak-ledak, hanya memang sangat tidak sabar ketika melihat hal-hal yang tidak benar dan tidak adil sehingga terkesan seperti gampang marah. Kami tidak punya tips untuk menghadapi ancaman. Jalani saja dan tentu berdoa saja. Kami berterima kasih kepada teman dan rakyat yang terus mendoakan Bapak.

Bagaimana konsep taman layak anak yang Ibu Veronica rencanakan dibangun di Jakarta mengingat keterbatasan ruang terbuka hijau yang memenuhi kategori sehat untuk anak?

Konsep taman layak anak ini dinamakan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). PKK di bawah Dinas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana memanfaatkan lahan pemerintah daerah yang padat penduduk dan didesain dengan social mapping yang mengarah kepada kebutuhan masyarakat.
Ruang itu ditujukan terutama untuk program PKK, seperti posyandu, pendidikan anak usia dini, perpustakaan, pelatihan kader, penghijauan, tanaman toga, dan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K). Dengan adanya RPTRA, kami memberi ruang kepada masyarakat dari anak-anak sampai lanjut usia untuk bisa berkreasi, seperti tempat bermain anak, futsal, dan badminton.
Kami sedang melakukan uji coba enam proyek percontohan di enam wilayah yang akan diresmikan bulan Mei. Lokasinya di Sungai Bambu (Jakarta Utara), Gandaria Selatan (Jakarta Selatan), Cililitan (Jakarta Timur), Kembangan (Jakarta Barat), Cideng (Jakarta Pusat), dan Pulau Untung Jawa. Silakan Bapak mengopi karena ini untuk masyarakat. Kalau Jakarta bisa menjadi contoh untuk kota Medan, kami akan senang sekali untuk berbagi.

Apa program-program yang ingin Ibu capai sebagai Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta. Strategi apa yang sudah Ibu konsepkan?

Saya hanya ingin PKK itu benar terealisasi sesuai namanya dan tujuan mula-mula dari pendirinya. Program dalam PKK ini ditujukan kepada masyarakat tidak mampu. Artinya, kalau sudah mampu dan bisa menyejahterakan keluarga sendiri, sudah tidak perlu ada PKK lagi.
Selama ini, PKK hanya disibukkan dengan urusan lomba tempat tertentu. Maka, langkah yang saya lakukan adalah tidak mengikutsertakan PKK DKI Jakarta untuk lomba dan acara-acara seremonial. Saya lebih memilih sistem reward dan saya melatih ibu (istri-istri) lurah (ex-officio ketua PKK di tingkat kelurahan) untuk benar-benar terjun dan menjadi pemerhati.
Saya selalu mengatakan kepada tim penggerak saya, kalau kita membawa pulang 10 piala, tetapi masih menemukan anak kurang gizi atau anak putus sekolah atau tidak sekolah, artinya kita gagal dalam PKK ini. Program terpadu yang saya dan tim lakukan sekarang ini adalah pembangunan RPTRA yang saya uraikan tadi.

Ibu Veronica, dari tiga anak Ibu, adakah yang tertarik atau bercita-cita terjun ke dunia politik seperti Pak Basuki?

Belum kelihatan sepertinya, tapi kami sebagai orangtua tidak membatasi. Biarlah mereka memilih apa yang mereka minati. Hanya kami berpesan, kalau mau jadi dokter, jadilah dokter yang terbaik dalam melayani. Kalau mau jadi pengacara, jadilah pengacara yang punya integritas dan adil. Apa pun itu, jadilah yang terbaik sesuai minat dan panggilan hati.

Bagaimana cara Ibu menenangkan Pak Basuki saat beliau sedang marah menghadapi persoalan DKI yang kompleks? Apa masakan favorit Pak Basuki yang dapat membuat mood Pak Basuki membaik?

Kasih babi panggang, ha-ha- ha. Enggak usah ditenangkan, nanti tenang dengan sendirinya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment